Bertempat di lantai 6 kampus Universitas Bina Sarana
Informatika cabang Fatwatmati di Pondok Labu Jakarta Selatan, Selasa malam 29
Oktober 2019, RIYADIN, SE, pengusaha minuman kesehatan “sari kedele” dengan
nama brand SALE, menginspirasi mahasiswa semester pertama, Fakultas Teknologi
Informasi, dengan penuh semangat.
RIYADIN, diundang oleh BSI ENTREPRENEUR CENTER, yang merupakan
unit pendukung dari Universitas Bina Sarana Informatika, mewakili komunitas
wirausaha “ INDONESIAN ENTREPRENEUR SOCIETY ( IES ) menggantikan BAMBANG
SUHARNO, Founder IES yang pada jadwal tsb, sedang berada di Pekan Baru Riau.
Kehadiran RIYADIN malam itu, menjadi pembicara tamu di acara rutin
ROADSHOW SEMINAR ENTREPRENEURSHIP 2019 yang diberi tema ‘ ENTREPRENEURSHIP FOR A
BETTER FUTURE”.
Malam itu, Riyadin, melengkapi materi seminar kewirausahaan
yang diberikan pembicara pertama dari internal kampus Universitas BSI.
Saat pergantian pembicara dan persiapan peralatan seminar,
itulah ARI, moderator acara, mempersilahkan Dwijo Weliyanto, manager dari Indonesian Entrepreneur
Society (www.pembicara-seminar.com) untuk
memberikan prolog sekedar ice-breaking, mengenai sejarah singkat Kisah Sukses
RIYADIN, yang merupakan pengusaha sukses dunia-akhirat, karena
dengan jualan produk yang nilai jualnya Rp. 2000,- dengan dua varian , yakni Sari Kedele Original dan
Sari Kedele rasa Teh Tarik, dalam kurun
waktu usaha 12 tahun, Riyadin sanggup meningkatkan taraf hidup ratusan mitra
kerjanya menjadi jutawan-jutawan baru,
yang sanggup mengumrohkan orang tuanya,
membelikan mobil dan rumah keluarganya.
Seperti apa kiprah pengusaha RIYADIN meracik
keberhasilannya, INILAH SAATNYA OWNER CV.PUSPITA SALE PRODUSEN SARI KEDELE
“SALE” PAK RIYADIN MEMBAGI PENGALAMANNYA…..tepuk tangan yang meriah…”,
Itulah prolog Dwijo, membuka Seminar dari
RIYADIN, sebagai ice-breaking penjeda
sesi pertama ke sesi kedua, sekaligus mengenalkan dirinya sebagai bagian dari
IES yang mengkoordinasi beberapa pembicara.
Sesi kedua, show-nya RIYADIN pun dimulai , dengan pernyataan
yang simpatik, bagi peserta yang mayoritas adalah “ mahasiswa bekerja”, yang
mengambil kelas malam, karena siang dan sorenya bekerja.
Pernyataan RIYADIN tersebut adalah : “ saat saya berhadapan dengan mahasiswa
semester pertama, seperti kalian, maka
seolah saya berhadapan dengan diri saya
sendiri, di saat mulai merintis
usaha, yaitu di usia 18-19 tahun, saat saya lulus SMK”.
“ Kalau orang yang baru lulus SMK, kira-kira mengajukan
kredit ke Bank, senilai 25 juta rupiah, apakah Bank langsung percaya ?”
Maka dijawab serempak oleh peserta yang kisaran usainya
18-19 tahun : “ TIDAAAAK”
“Berarti kalian memahami realita sebuah usaha, hubungannya dengan urusan modal “.
Lalu Riyadin mulai memotivasi para peserta, dengan kisah
pahitnya semasa awal usaha perdananya di
dunia “percetakan”. Iklim usaha percetatan
yang rejekinya tidak pasti, kadang ada order,
kadang sepi, membuatnya berpikir untuk bikin usaha pendukung lainnya, yang diharapkan
bisa untuk memberikan nafkah rutin harian.
Maka saat dirinya pulang ke Kebumen, kota kelahirannya di Jawa
Tengah, ia berjumpa dengan saudaranya
yang usaha minuman Sari Kedele tradisional,
yang menggunakan panci, blender dan disajikan dalam plastik yang diikat dengan karet gelang.
Dari perjumpaan tersebut, ia praktekkan usaha Sari Kedele
tersebut, di Jakarta. Dengan segala
rintangan dan upayanya yang gigih,
akhirnya, menemukan “jalannya”.
Berbagai langkah telah dilakukannya, termasuk mengasah
kejelian dalam mengelola pasar. Ia tak
henti-hentinya belajar kepada beberapa kalangan, seperti berkumpul dalam komunitas wirausaha Indonesian
Entrepreneur Society, dan banyak belajar kepada tokoh, salah satunya motivator
kenamaan Andri Wongso.
Maka diperoleh
lah kredo “ Jika anda Lunak pada kehidupan,
maka kehidupan akan keras terhadap kita.
Demikian pula sebaliknya. “ Jika kita keras kehidupan, maka kehidupan akan lunak pada kita”.
Juga adanya sebuah ayat suci
Al-Quran Surat Ar-Raad : 11, yang menginspirasi usahanya, yang bunyinya : “ Sesungguhnya Allah tidak akan
mengubah nasib suatu kaum hingga mereka
mengubah diri mereka sendiri,”
Tak heran jika, usahanya kian maju pesat. Pada putaran waktu 12 tahun berdirinya usaha
sari kedele SALE ini, RIYADIN telah
memiliki ratusan orang karyawan dan mitra kerja, untuk melayani pasar di Jabodetabek- Jabar-
Banten. Dengan koordinasi kerja yang
dinamai SAPI SYSTEM yaitu SALE Pasive Income System, Riyadin sudah menerapkan hubungan kerja
simbiosis mutualisma, dimana antara
pemilik usaha dengan mitra usaha,
sama-sama diuntungkan. Maka
jangan heran jika beberapa mitra usahanya punya penghasilan di atas 30 juta perbulannya. Sehingga mereka ini, sanggup membelikan
mobil, rumah keluarganya, bahkah
memberangkatkan umroh orang-orang yang dicintianya.
Di akhir acara seminar yang dimoderatori oleh Ari dan Hilman dari
BSI Entrepreneur Center, Riyadin berkesempatan untuk membagikan produk minuman
sari kedele SALE , kepada semua peserta,
dan memberikan kesempatan kepada peserta untuk direkrut, menjadi mitra
usaha, jika ada yang berminat.
(DW)