Orang-orang yang menyadari pentingnya kesehatan, sangat
paham akan pentingnya tiga kegiatan ini; Check
up, fitness dan donor darah. Mereka secara periodik melakukan check up untuk mengetahui kondisi
fisiknya. Untuk menjaga kesehatan mereka melakukan fitness secara rutin. Dan agar lebih sehat lagi dengan sel-sel
darah baru, mereka melakukan donor darah
secara periodik.
Tubuh perusahaan
hakekatnya sama dengan tubuh manusia. Perusahaan perlu melakukan check up secara rutin, menjalankan
fitness agar bugar dan melakukan donor darah agar lebih terbentuk ”sel-sel
darah baru” yang lebih segar.
Fitness perusahaan
adalah upaya manajemen dalam memperkuat basis bisnisnya agar dapat tumbuh dan
berkembang secara lebih kuat dan kokoh layaknya atlet binaragawan. Seperti
halnya fitness tubuh manusia, dalam
kegiatan fitness perusahaan diperlukan
semacam latihan beban agar pengelola perusahaan dapat melakukan
pekerjaan-pekerjaan yang lebih menantang. Jika perusahaan tidak berminat melakukan pekerjaan-pekerjaan yang lebih
berat, maka otot-otot perusahaan lemah dan loyo. Perusahaan-perusahaan yang
sehat dan kuat adalah yang selalu tertantang untuk membuat
pengembangan-pengembangan baru, melakukan investasi baru, menjual saham atau
pinjam ke bank untuk pengembangan bisnis dan bermacam kegiatan menantang
lainnya. Dengan cara demikian perusahaan lebih sehat dan kuat dalam bersaing.
Sebaliknya,
perusahaan yang merasa ”begini saja sudah cukup”, biasanya kurang siap
menghadapi perubahan lingkungan luar. Tak usah heran, beberapa waktu kemudian
mereka mengeluh terhadap makin sulitnya bersaing dengan pendatang baru yang
lebih segar dan pintar. Padahal hukum alam dalam bisnis adalah persaingan makin
ketat. Jika terjadi persaingan makin kendor kemungkinan pasar sedang merosot.
Umpamanya bisnis alat komunikasi bernama pager,
pasti sekarang tidak ada pesaingnya, alias pasarnya memang sudah punah,
tergantikan telepon seluler yang harganya tidak semahal tahun 1990an.
Otot-otot
perusahaan adalah karyawan yang menopang kerangka tubuh perusahaan. Pastikan
otot-otot perusahaan tersebut menerima latihan beban yang cukup agar mereka
bisa tumbuh bersama perusahaan. Jangan biarkan otot perusahaan menjadi lemah,
sehingga perusahaan jatuh sakit atau bahkan ambruk.
Sebagaimana
halnya fitness pada tubuh manusia, fitness perusahaan juga harus dilakukan
secara bertahap, sehingga akan terbentuk bangunan tubuh perusahaan yang bagus
dan proporsional. Bisa kita bayangkan, jika
semula perusahaan mengelola modal Rp 500 juta kemudian tiba-tiba ditantang
mengelola modal ratusan miliar, kemungkinan besar terjadi kerumitan yang
berujung pada kesulitan menghasilkan laba.
Ketika latihan
beban perusahaan dilakukan langsung dengan beban yang terlampau berat, karyawan
tidak akan termotivasi, stres dan sebagaimana dalam tubuh manusia, tubuh
perusahaan akan terkena kecelakaan, kemudian tidak dapat melanjutkan aktivitas.
Untuk kasus seperti ini dibutuhkan waktu yang cukup untuk melakukan
penyembuhan.
Apabila latihan
beban dilakukan bertahap maka otot perusahaan akan benar-benar kuat, tidak
rapuh.
Nah, bagaimana
dengan donor darah? Dalam dunia kesehatan, donor darah yang dilakukan secara
rutin dan teratur akan membuat tubuh makin sehat, karena setelah darah
ditransfusikan keluar, maka tubuh akan terangsang untuk memproduksi sel-sel
darah baru yang lebih segar. Orang yang akan melakukan donor darah, biasanya
diperiksa terlebih dahulu apakah sehat atau tidak.
Demikian halnya
dengan perusahaan, idealnya secara periodik melakukan aktivitas sosial
kemasyarakat dan keagamaan. Dengan menyumbangkan sebagian pendapatan maka akan
merangsang pertumbuhan pendapatan perusahaan. Belum ada laporan bahwa
perusahaan bangkrut gara-gara melakukan kegiatan sumbangan sosial. Bertindak
memberi sumbangan sejatinya adalah kebutuhan dasar manusia. Hakekatnya manusia
normal akan berbangga dapat memberi, bukan bangga karena meminta atau mengemis.
Saya menyebutkan sebagai mental tangan di atas.
Jika tubuh
manusia dan tubuh perusahaan membutuhkan Check
up, fitness dan donor darah, menurut
saya, organisasi semacam lembaga negara/pemerintah, dan bahkan organisasi
terkecil bernama keluarga pun perlu melakukan hal yang sama. Pemerintahan
modern menyusun APBN dan mengevaluasinya bersama parlemen. Mereka juga
memantapkan sebuah cita-cita negara atau visi negara untuk diraih dalam 25
tahun ke depan, sebagai bagian dari
Fitness negara. Negara modern juga akan menjadi terhormat dan tidak
dikucilkan apabila sering menjadi negara donor bagi negara lain yang
membutuhkannya.
Dalam organisasi
bernama keluarga, kita juga perlu check
up dengan melihat kondisi keuangan, merencanakan membeli rumah dan
kendaraan, asuransi pendidikan sebagai bagian dari fitness. Dan tentu saja,
menyumbangkan penghasilan kepada yang memerlukan agar kualitas dan kuantitas
rejeki kita semakin baik. Secara tidak
sadar anda tentu sudah melakukan hal tersebut. Check up, fitness dan donor darah.***
Bambang Suharno