Yani Taufik(no 2) & Esnawi (no3) menerima buku dari Bambang |
Acara diawali denga sambutan ketua panitia Syamsul Saharuddin dan dibuka oleh Ketua Jurusan Pendidikan Kimia Dr. Esnawi, selanjutnya presentasi dari Ketua UPT kewirausahaan UHO Yani Taufik dan Bambang Suharno
Bersama panitia dan peserta seminar |
Sesuai dengan tema yang ditetapkan panitia, Bambang mengawali presentasinya mengenai pola pikir tentang kaitan masalah, tantangan dan peluang. Ia mengatakan, jika kita memiliki masalah, kemudian tertekan, maka yang terjadi adalah menjadi stress. Sebaliknya jika kita menghadapi masalah kemudian tertantang dengan masalah yang kita hadapi, maka akan muncul peluang.
Demikian pula dalam hal wirausaha. Hampir semua ide wirausaha berasal dari masalah yang dihadapi masyarakat. Misalnya masalah jarak antara rumah dengan pasar, menimbulkan ide membuka warung sembako. Orang malas ke warung makan, ada pedagang bakso keliling.
"Apakah ada di antara anda yang tidak punya masalah? Jika ada yang merasa tidak punya masalah, maka di situlah masalahnya. Anda tidak tahu ada masalah," ujarnya, disambut tawa peserta.
Menurut Bambang ada beberapa masalah yang dirasakan oleh calon entrepreneur, antara lain merasa tidak punya modal, takut rugi, tidak punya ide usaha, gengsi dan sebagainya. Itu semua ada solusinya.
Para peserta seminar dari berbagai fakultas |
Di Indonesia, masyarakat pada umumnya bermental konsumtif. Berapapun gajinya tidak akan cukup karena seiring peningkatan gaji, keinginannya berkembang melampaui gajinya. Sudah menjadi kasus umum, bahwa karyawan yang gajinya semakin tinggi, hutangnya juga bertambah banyak. Celakanya semua hutang itu adalah hutang konsumtif misalnya hutang rumah, kendaraan perlengkapan rumah tangga bahwa untuk liburan pun pake hutang kartu kredit.
Jika entrepreneur cara mengelola uangnya dengan cara konsumtif seperti itu, maka akan sangat sulit mengembangkan usaha. Bagi pelaku bisnis, hutang itu yang bagus adalah hutang produktif, yaitu hutang untuk pengembangan usaha.
Program Kewirausahaan Mahasiswa UHO
Menyerahkan buku kepada Ketua HMJ Asri Susanto |
Yani menyampaikan pengalaman dan pengamatannya mengenai sukses pengusaha di wilayah kendari yang pada umumnya bermodal Nol. Antara lain pedagang bakso yang semula dengan gerobak dorong, sekarang setalah lebih dari 10 tahun sudah memiliki beberapa cabang warung bakso yang sangat laris. Ketekunan dan konsistensi ini hendaknya dijadikan contoh para mahasiswa yang kelak akan berwirausaha. Ia sendiri berpengalaman mengembangkan usaha rumput laut namun tidak konsisten dikembangkan karena tergiur pekerjaan lain. "Ini adalah contoh yang kurang pas dan bisa dijadikan pelajaran," kata Yani.
Sejumlah program kewirausahaan untuk mahasiswa antara lain dalam bentuk pameran, pendampingan dan sebagainya sudah dijalankan dan akan terus dikembangkan oleh UPT Kewirausahaan kampus UHO yang dipimpin Yani Taufik.
Sesuai seminar, sempat terjadi diskusi singkat antara Bambang, Yani dan Asnawi, mengenai bagaimana sebaiknya program kewirausahaan di kampus. Bambang mengusulkan pengembangan inkubator bisnis dimana pada tahap awal dilakukan Training of Trainer (TOT) untuk para kader kewirausahaan agar dapat menularkan pengalamannya secara efektif dan berkesinambungan. Bambang memberikan apresiasi langkah-langkah UPT Kewirausahaan UHO yang dapat dikembangkan lebih lanjut.
pembicara seminar
Dalam menjalani roda kehidupan memang kita tdk bisa terlepas dari namax wirausaha/bisnis, untuk menjalaninya kita harus melakukan konseptriologi yg d paparkan d atas tpi ada 1 hal yg perlu di tambahkan, menurut sy pribadi yaitu harus ada modal nekad.
BalasHapus