Bertempat di Hotel Grand Cempaka Jakarta, Kamis 14 Juli 2016, Direktur Indonesian Entrepreneur Society (IES) Bambang Suharno menyampaikan materi pada acara training Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dengan topik Strategi manajemen dan peningkatan Profit, yang diselenggarakan oleh LKPPD. Training ini diikuti oleh sekitar 100 orang terdiri dari para kepala Desa, perangkat Desa, Badan Perwakilan Desa (BPD) se Kabupaten Belitung.
Acara ini berlangsung 3 hari tanggal 14-16 Juli 2016 dimana Bambang Suharno mengisi materi manajemen dan peningkatan profit usaha pada hari pertama.
Bambang suharno antara lain menyampaikan kuadran manajemen wirausaha yang terdiri dari produk, pemasaran, keuangan dan SDM.
Ia juga menyampaikan Teknik meningkatkan profit antara lain mengenal calon pelanggan, mengubah calon pelanggan menjadi pelanggan, mengusahakan pelanggan lebih sering membeli, membuat pelanggan membeli lebih banyak setiap kali membeli, serta teknik mengendalikan margin.
Sebagai pembicara seminar wirausaha yang berpengalaman Bambang menekankan bahwa mengembangkan usaha, baik usaha pribadi maupun badan usaha berupa BUMDes, pada prinsipnya sama, yaitu harus memiliki mental produktif, mental pemberdaya dan mental tangan di atas.
Mental produktif ditandai dengan kemampuan menyisihkan hasil usaha untuk menciptakan penghasilan baru. Mental pemberdaya ditandai dengan kemampuan mendelegasikan pekerjaan dan memimpin karyawan. Sedangkan mental tangan di atas dibuktikan dengan banyak menyisihkan dana untuk sedekah, mau berbagi ilmu dan membayar pajak dengan taat.
Mental tangan di atas membuat pebisnis tidak pelit, menjalankan kegiatan sosial, memberi beasiswa, tidak mementingkan kemajuan usaha sendiri namun juga kemajuan mitra usaha.
terhadap usaha BUMDes, Bambang berpesan untuk mengembangkan usaha dengan dedikasi yang tinggi, karena mengembangkan BUMDes untuk kepentingan warga, sedangkan usaha pribadi fokusnya hanya untuk pribadi dan keluarga. Ia menguraikan pengalaman mengunjungi Koperasi Agro Niaga di kecamatan Jabung Malang dimana daerah tersebut tadinya daerah miskin kini memiliki asset lebih dari 150 miliar berkat koperasi sapi perah yang jumlah sapinya kini lebih dari 8000 ekor induk produktif, pabrik pakan, Baitul Maal, bengkel,toko bangunan dan sebagainya.
"Itu semua bisa berjalan karena jiwa pengabdian para pengurus dan manajemennya," ujar Bambang. ***
Training Kewirausahaan BUMDes
0 Comment
Badan usaha milik desa
in house training
pembicara seminar
pembicara seminar wirausaha
traininf BUMDes
0 komentar: