”Orang bawah berbicara tentang orang lain, orang menengah berbicara tentang peristiwa dan orang atas berbicara tentang gagasan.” (Pepatah)
Mengacu pada definisi
yang dibuat oleh Tim Microsoft Education, Interpersonal skill itu mencakup
beberapa kemampuan di bawah ini:
- Kemampuan seseorang dalam menghangatkan hubungan
- Kemampuan seseorang dalam membuat pendekatan yang mudah
- Kemampuan seseorang dalam membangun hubungan secara konstruktif
- Kemampuan seseorang dalam menggunakan diplomasi dan tehnik untuk mencairkan situasi yang sedang tegang
- Kemampuan seseorang dalam menggunakan gaya yang dapat menghentikan permusuhan yang merusak sebuah hubungan
Dalam prakteknya, mungkin
seluruh kemampuan di atas tidak langsung menyatu pada diri seseorang atau
dimiliki secara keseluruhan. Saya kerap menjumpai seseorang yang punya kemampuan bagus dalam
membuka dan menghangatkan hubungan, tetapi tidak bisa mempertahankan. Ketika
bertemu pertama kali kesannya bagus, tetapi hubungannya tidak tahan lama. Ada
lagi yang saya jumpai misalnya ada orang yang kayak-kayanya itu sulit membuka
dan menghangatkan hubungan. Tetapi ternyata orang ini punya kemampuan yang
bagus dalam mempertahankannya. Ada yang tidak bisa membuka dan tidak bisa
mempertahankan. Ada yang sanggup membuka dengan bagus dan bisa pula
mempertahankannya. Ini semua tergantung bagaimana seseorang itu meningkatkan
kemampuannya.
Dalam teori kecerdasan,
keahlian Interpersonal itu diartikan sebagai bentuk kemampuan dalam membaca
perasaan, dorongan, dan keinginan orang lain, baik yang terucapkan atau yang
tak terucapkan, dan bertindak atas dasar pengetahuan (bacaan) itu. Jadi,
keahlian ini memiliki dua unsur penting, yaitu: peduli atau perhatian pada orang
lain yang kemudian diikuti oleh dorongan untuk melakukan sesuatu pada orang
lain (concern and action).
Thomas F. Mader dan Diane C.
Mader (1990), membedakan antara Impersonal dan Interpersonal
Communication. Komunikasi Impersonal itu ketika masing-masing kita saling
memahami namun sebetulnya tidak ada keterlibatan emosi secara pribadi. Misalnya
saja kita di jalan raya. Ada orang yang meminta jalan ke kita dengan menyalakan
lampu kendaraannya. Kita kemudian berhenti untuk mempersilahkan orang itu berjalan.
Misalnya lagi ada orang yang berteriak ”maling-maling” di dekat rumah kita.
Kita tidak kenal siapa dia. Tapi teriakannya itu mendorong kita untuk keluar
rumah supaya bisa memberikan bantuan kepadanya. Ini disebut Impersonal.
Lalu bagaimana dengan Interpersonal
Communication? Menurut kedua pakar ini, Interpersonal punya kualitas kedekatan
yang lebih tinggi dari Impersonal. Interpersonal adalah
komunikasi antara dua orang atau lebih dimana masing-masing punya keterlibatan
emosi personal, komitmen dalam menjalani hubungan itu. Kita bisa melihatnya
pada hubungan guru-murid, orangtua-anak, mitra bisnis, dan lain-lain. Jadi,
Interpersonal itu adalah involvement with (ada keterlibatan) and commitment
to (ada komitmen).
Interpersonal skill adalah
kemampuan seseorang dalam menjalin hubungan dengan manusia atau orang
lain. Dalam teori kompetensi (Competence
At Work, 1993), keahlian Interpersonal ini diartikan sebagai keinginan untuk
memahami orang lain. Bisa juga diartikan sebagai kemampuan dalam menyimak secara
akurat atau kemampuan dalam memahami muatan perasaan dan pikiran yang tak
terucapkan melalui mulut orang lain secara objektif. Orang lain di sini bisa
berbentuk individu atau kelompok.Kemampuan ini, menurut Peter Drucker,
sangatlah penting. Katanya begini:
Mengukur Kemampuan Interpersonal
Untuk
mengukur sejauhmana kemampuan Interpersonal yang Anda miliki, di bawah ini ada
sejumlah penjelasan yang dapat kita jadikan sebagai acuan:
NO
|
LEVEL
|
DESKRIPSI
|
01
|
Rendah
|
Anda baru bisa berteman
dengan orang lain, baru bisa menyenangkan orang lain, atau baru bisa
bercakap-cakap dengan orang lain.
|
02
|
Menengah
|
Anda sudah sanggup
membangun hubungan secara konstruktif berdasarkan bidang, punya hubungan yang
bertahan lama, dan bisa menempatkan
orang di tempatnya yang layak
|
03
|
Atas
|
Anda sudah bisa memberikan
toleransi, bisa membangun diplomasi, bisa mencairkan ketegangan, bisa menebar
kedamaian, dan bisa memperlakukan orang secara sabar dan penuh hormat
|
04
|
Tinggi / Ahli
|
Anda sudah sanggup
membangun hubungan dengan bagus, bisa mengatasi konflik secara positif, dan
bisa menangani ”orang sulit” (trouble maker) secara efektif dan efisien.
|
05
|
Catatan:
|
Orang yang sulit adalah
orang yang selalu mengkritik, selalu mendebat, selalu ingin menguasai, selalu
ingin menang sendiri, selalu ingin ikut campur, selalu protes, dan seterusnya
|
Bukan hanya para nabi. Menurut studi yang pernah dilakukan Phillip
Humbret (1996), ternyata hampir semua pemimpin (orang yang punya pengikut) di
dunia ini punya keahlian Interpersonal yang bagus. Salah satu buktinya adalah
kemampuan mereka dalam menjaga hubungan yang cukup lama dengan kenalannya,
sahabatnya, mitranya, dan lain-lain. Bahkan di antara mereka ada yang punya
hubungan berlanjut sampai ke anak cucu. Ini bukti bahwa mereka punya keahlian
Interpersonal yang bagus.
Ternyata bukan hanya pemimpin
saja. Orang-orang yang prestasinya bagus di bidangnya juga rata-rata punya
keahlian ini dengan bagus. Mereka bisa menciptakan bukti-bukti yang mendukung
terjalinnya hubungan dengan bagus. Misalnya saja mereka menjaga kesepakatan,
menjaga perasaan, menghormati orang lain, bisa menempatkan orang lain di
tempatnya yang bagus, bahkan menggunakan panggilan-panggilan yang menghormati
orang lain.
Menurut hasil telaahnya
Abraham Maslow (1968), seperti yang dikutip dalam buku Journey of Adulthood
(1996), sebagian ciri orang-orang yang telah atau sedang mengaktualisasikan
dirinya (potensinya) itu adalah: deep loving relationship (hubungan yang
mendalam), punya privasi tetapi tidak
angkuh, dan punya humor tinggi. Biasanya, humor yang mereka miliki adalah humor-humor
yang mengandung pelajaran, bukan humor murahan atau gosip.
Dikutip dari buku INTERPERSONAL
SKILL karya Ubaydilah Anwar