Bang Nourman, Bambang, Lurah Ciganjur, Eka |
Bambang didampingi oleh Riyadin, pengusaha sari kedelai yang merupakan anggota IES, serta Manager IES Dwijo Weliyanto.
Seminar dibuka oleh Lurah Ciganjur Muhamad Djeomena, MSi , didampingi ketua pelaksana yang juga Kepala Seksi Pemberdayaan Ekonomi dan Kesra Kelurahan Ciganjur Eka Susilawati, serta Ketua Karang Taruna Ciganjur Bang Nourman.
Eka, Kepala Bidang Kesra |
Seminar mengambil tema Peran Serta Generasi Muda dalam Menciptakan Peluang Usaha. Lurah Cijanjur mengatakan bahwa dalam beberapa tahun ke depan Indonesia mendapatkan bonus demografi, yakni penduduk usia produktif sangat dominan dalam struktur kependudukan Indonesia. Hal ini berarti usia produktif tersebut harus benar-benar produktif. Oleh karena itu warga Ciganjur khususnya para pemuda tidak boleh ketinggalan dalam mengembangkan peluang usaha. "Itulah sebabnya saya menyambut baik acara ini agar para pemuda Ciganjur dapat berperan menciptakan peluang usaha. Saya berterima kasih Pak Bambang bersedia meluangkan waktu untuk menjadi narasumber acara ini," ujarnya.
Riyadin dan Bambang Suharno |
Peluang Usaha
Bambang Suharno mengatakan, penduduk Jakarta saat ini mencapai 10 juta. Penduduk Jabodetabek 25 juta. Ini artinya jumlah tersebut sama dengan jumlah penduduk Malaysia. Juga sama dengan penduduk Australia yang kurang lebih juga 25 juta. Indonesia adalah pasar yang sangat besar dengan jumlah penduduk 250 juta, yang semuanya butuh pakaian, makanan, tempat tinggal, pendidikan, kesehatan dan sebagainya. Peluang usaha di Indonesia sangat besar.
"Nggak usah jauh-jauh, penduduk Ciganjur saja 36 ribu, jumlah yang cukup potensial sebagai sasaran konsumen," kata eka selaku panitia penyelenggara, menambahkan.
Usaha dengan Modal Terbatas
Dalam kesempatan seminar ini, Bambang Suharno memutar video kunjungan IES ke CV Puspita Sale milik Riyadin sebagai video inspirasi tentang kiat memulai usaha dengan modal terbatas hingga akhirnya menjadi usaha yang cukup besar, dengan jumlah karyawan lebih dari 100 orang dan produksi saat ini lebih dari 35 ribu cup per hari.
Bambang , Riyadin dan Dwijo di depan RPTRA |
Seiring berjalannya waktu, usahanya terus berkembang dengan sistem yang makin modern.Untuk sistem pemasaran, ia memberdayakan sumber daya marketing dengan sistem bagi hasil. Hingga ia dapat membuat sistem yang namanya Sapi Sistem, yaitu Sale Pasif Income Sistem (Sapi Sistem). Melalui sistem ini, tenaga marketing dikembangkan menjadi pengusaha mandiri yang memiliki anak buah. Mereka yang sudah punya wilayah luas, didorong untuk memberdayakan orang lain. setiap cup ia berikan fee marketing Rp. 500, ia bagi ke timnya, dan ia membuka pasar baru. Dengan cara ini, ia mendapat fee marketing Rp 150 dari sistem yang sudah diserahkan ke orang lain.
"Jadi meskipun tidak kerja, ia tetap mendapatan income, itulah yang dimaksud Sapi Sistem," Kata riyadin.
Ia menceritakan, saat ini ada tenaga marketingnya yang sudah mencapai penghasilan Rp 30 juta per bulan. Didapat dari penjualan yang langsung ia kerjakan sendiri dan dari tim yang memasarkan di wilayah yang sudah ia rintis.
Saat ini Riyadin tertarik mengembangkan pasar di Jakarta Selatan, khususnya Kecamatan Jagakarsa dan menawarkan bagi warga Jiganjur yang berminat silakan untuk bekerjasama.
Kisah selengkapnya tentang Riyadin beserta videonya, klik di sini.
***
0 komentar: